Ia adalah korban sejarah, THE RIGHT MAN IN THE WRONG PLACE dan tidak tahu bahwa dirinya telah diakali dan kesaktiannya telah dimanfaatkan secara terselubung oleh penjajah/ayah angkatnya. Begitu ia menyadari semua itu, justru ketika semua sudah sangat-sangat terlambat, hingga kemudian ia mutung dan kecewa berat, dan memutuskan untuk kabur saja,dan hanya sebagian kecil orang yang tahu sehingga bagi sebagian besar orang kini yang tidak paham betul dengan kisah ini akan menganggap tokoh ini sebagai MISTERIUS.
.
Tapi justru dengan alasan kemisteriusan-nya inilah akhirnya banyak orang yang begitu sangat kepingin tahu kisah dan ajaran tokoh ini, sehingga bagi yang merasa tahu atau sedikit saja mengetahuinya sudah berusaha membisniskan pengetahuannya itu dengan cara menjual kisah hidupnya dengan harga yang fantastis dalam bentuk buku-buku dalam berbagai versi yang saling bertentangan yang justru akan menjerumuskan pembacanya…..banyak yang telah terkecoh.
TAN TIK SIU, TAN TIEK SIOE, begitulah kebanyakan orang mengeja namanya, diantara para penjual kisah tokoh ini bahkan ada yang sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai tokoh ini. Satu hal yang perlu digaris bawahi disini bahwa memang benar Tan Tik Sioe (Sian) alias Rama Moortie alias P. Papak alias Kentoot Wangi alias Boenga Tjepaka dan puluhan nama alias lainnya adalah tokoh yang sakti pada masanya.
.
.
Namun mereka tidak tahu bahwa Tan Tik Sioe tokoh yang telah dimanfaatkan oleh penjajah untuk tetap bercokol di Sumberagung dan sebelumnya adalah
seorang penyandang penyakit AUTISME.
seorang penyandang penyakit AUTISME.
Mereka juga tidak tahu bahwa tokoh inilah yang menentukan tiga titik "triangulasi" dimana apabila ketiga titik ini dihubungkan dengan "garis meridien" maka akan menghasilkan sebuah "segitiga raksasa" dimana wilayah yang berada di dalamnya terdapat cadangan tambang Au, Cu, dan lain-lain dalam jumlah yang luar biasa besar.
Ironis bukan? No body knows about this secret stories!!! Hal inilah sebenarnya yang membuat Belanda mati-matian bertahan di Sumberagung, kampung halaman saya.
Mereka juga tidak tahu bahwa tokoh ini juga menderita waham, karena beberapa kali menganggap dan menyebut dirinya SEORANG NABI, seperti yang ia tulis secara berulang-ulang di dalam bukunya yang terakhir[KITAB SOEJTI OLEE-OLEE HINGSOEN-1920]==>(seandainya saja ia hidup saat ini, nasibnya akan berakhir tragis dan mengenaskan, karena pasti akan dikeroyok habis oleh kelompok tertentu!!). Mereka juga tidak tahu siapa pak Boediman, sang ayah angkat yang telah membesarkan dan membimbingnya menjadi seorang sastrawan yang produktif. Mereka juga tidak tahu bahwa tokoh ini sama sekali tidak punya kerabat di Soemberagoeng yang adalah kampung halaman saya, karena ia hidup selibat/lajang hingga akhir hayatnya sebagai tuntutan "ilmu sabda", yang membuatnya sakti mandraguna yang ia peroleh dari Eyang Buyut saya.
Mereka juga tidak tahu bahwa tokoh ini juga menderita waham, karena beberapa kali menganggap dan menyebut dirinya SEORANG NABI, seperti yang ia tulis secara berulang-ulang di dalam bukunya yang terakhir[KITAB SOEJTI OLEE-OLEE HINGSOEN-1920]==>(seandainya saja ia hidup saat ini, nasibnya akan berakhir tragis dan mengenaskan, karena pasti akan dikeroyok habis oleh kelompok tertentu!!). Mereka juga tidak tahu siapa pak Boediman, sang ayah angkat yang telah membesarkan dan membimbingnya menjadi seorang sastrawan yang produktif. Mereka juga tidak tahu bahwa tokoh ini sama sekali tidak punya kerabat di Soemberagoeng yang adalah kampung halaman saya, karena ia hidup selibat/lajang hingga akhir hayatnya sebagai tuntutan "ilmu sabda", yang membuatnya sakti mandraguna yang ia peroleh dari Eyang Buyut saya.
.
Kini sudah ribuan orang yang telah keblinger dan tersesat dengan melakukan ritual bersemedi/bertapa untuk mendapat berkah di situs peninggalannya, karena mereka sama sekali tidak tahu bahwa tokoh ini begitu sangat membenci untuk bersemedi/bertapa dan menolak untuk bertapa serta bahkan melarang orang untuk bersemedi/bertapa !!! Ia hanya menuntut (kalaupun ada) para pengamal ajarannya agar menjalani hidup dengan “laku suci lan lungguh bener”, seperti yang diwanti-wanti oleh Eyang Buyut, agar mencapai tujuan tertinggi dalam hidup supaya mendapat berkat yang disebut ilmu sabda. Dan mereka juga tidak tahu siapa seseorang yang buta huruf yang justru mewarisi seluruh buku-buku dan seluruh master karya sastranya. Pun hanya beberapa gelintir orang di Soemberagoeng saja yang tahu bahwa tokoh ini begitu terobsesi pada 5(lima) sumber mata air di beberapa tempat yang begitu disakralkan olehnya,
karena semua itu telah membuatnya terbebas dari segala dendam kesumat terhadap kerabat yang telah mengusirnya pergi dari rumahnya dan juga penyakit autisme yang disandangnya.
.
Hingga kini ritual membasuh muka di 5(lima) mata air keramat tersebut adalah merupakan kewajiban bagi pengamal ajaranya supaya sukses apa yang dicari…….Anda semua kaget membaca tulisan ini ? Bahkan ini belum seberapa, masih banyak hal-hal yang selama ini tersembunyi yang akan saya buka di website ini…. seperti sebut saja, "triangulasi" sebagai sebuah rahasia yang terpendam hingga kini......
Berlanjut ke "Cerita Tan Tiek Siu (II)
Hingga kini ritual membasuh muka di 5(lima) mata air keramat tersebut adalah merupakan kewajiban bagi pengamal ajaranya supaya sukses apa yang dicari…….Anda semua kaget membaca tulisan ini ? Bahkan ini belum seberapa, masih banyak hal-hal yang selama ini tersembunyi yang akan saya buka di website ini…. seperti sebut saja, "triangulasi" sebagai sebuah rahasia yang terpendam hingga kini......
Berlanjut ke "Cerita Tan Tiek Siu (II)
Sumber : tantieksioesian.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar